Hypnoteaching
Wah, dari kata-katanya kok masih janggal ya? Biar ngga
janggal lebih baik kita baca dulu aja kali ya? Selanjutnya bisa kita membahsnya
secara bersama-sama. OK?
Banyak orang bertanya-tanya, dengan berbagai versi namun
sebenarnya satu tujuan. “Anak didik saya kok nggak ada kemajuan, padahal apa
yang saya punya telah saya berikan”… Mungkin itu salah satu, salah dua, bahkan semua menyalahkan…ha..ha.. becanda…
tapi disadari atau tidak, bahkan mungkin anda sendiri juga sering
bertanya-tanya semacam itu.
Sebagai
pengajar, kita baiknya memiliki strategi secara umum (standar umum dalam
mengajar), dan saya yakin mayoritas dari kita sudah melaksanakannya. Akan
tetapi, jangan sampai terabaikan bahwa mengajar itu adalah seni. Ya… betul
sekali , guru itu juga seorang seniman, jadi guru juga hrus bisa menghasilkan
sebuah karya yang berkualitas. Memang, bakat itu bawaan dan tidak bisa
dipelajari karena yang bisa dipelajari adalah keterampilan. Bakat dalam
mengajar sesungguhnya merupakan roh dari proses mengajar itu sendiri, orang
yang bakat mengajar akan jauh lebih bisa adaptasi, luwes, selalu menggunakan
hati, control emosi serta cerdas dalam menghadapi situasi bukan karena cerdas
kognisi (walaupun kecerdasan menghadapi situasi dipengaruhi oleh kecerdasan
kognisi) . Berbeda dengan orang yang terampil mengajar, karena keterampilannya
itu bisa diperoleh dari pengalaman, rutinitas maupun kegiatan formal. Maka
sebagai seniman sebaiknya kita bisa mensinergikan antara bakat dan
keterampilan, sehingga apa yang kita hasilkan menjadi sesuatu yang berkualitas
dan mengandung banyak nilai.
Jika kita mampu
mensinergikan bakat dan keterampilan sesungguhnya menjadi hal yang luar biasa. Seorang
pelukis akan menghasilkan sebuah karya yang berharga apabila dia mampu mengasah
bakat melukisnya disertai penguasaan keterampilan menggunakan alat-alat dan
bahan yang digunakan dalam melukis… Hasilnya? Semua orang akan
mengatakan… Sempurna, nilai yang tadinya subjektif akan jadi objektif karena
semua orang akan terhipnotis karenanya. Samakah dengan guru?
Jika guru juga mampu mensinergikan bakat dan keterampilan
layaknya pelukis, maka hasilnya pun akan fantastis…… Jika guru mau mengasah
bakatnya dalam mengajar dan menggunakan keterampilan-keterampilan dalam
mengajar (menguasai alat dan bahan mengajar), secara tidak langsung kecerdasan
kognitifnya pun akan menjadi dampak pengiring. Guru akan mampu menghipnotis
siswa, dengan terhipnotisnya siswa terhadap guru, maka pelaksanan
pembelajarannya akan jauh lebih terkonrol dan maksud dari apa yang disampaikan
guru akan mudah terjawab oleh siswa, siswa akan menikmati dan meresapi
pembelajaran yang berlangsung. Jika dikaitkan dengan pembelajaran yang berpusat
pada siswa juga sangat menguntungkan, hypnoteaching berpengaruh terhadap
kejujuran siswa dengan apa yang mereka kehendaki, apa yang mereka ingin
ungkapkan. Hal terpenting dalam kegiatan ini bahwa hypno disini tidak bersifat
diktator ataupun menjadikan guru seorang kompresor, tetapi guru hanya sebatas
menjadi fasilitator, evaluator, administrator, motivator, dan reflector dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hasil belajarnya pun ahirnya seperti pertanyaan
retoris (tidak membutuhkan jawaban, karena jawabannya hanya “iya”). Dari proses
mengajar yang mampu menghipnotis inilah saya sebut Hipnoteaching..
Yuks, kita diskusikan lagi masalah ini… thks…. (aby_lya@yahoo.co.id)
Home Base : Jl.Sememi Baru
I. Kav. A9/3 Surabaya 60198
Direct Access : 081 837 08 92 (phone/SMS)
Email : mediasugesti@yahoo.com
Yahoo Messenger ID : neo_okta@yahoo.co.id
Direct Access : 081 837 08 92 (phone/SMS)
Email : mediasugesti@yahoo.com
Yahoo Messenger ID : neo_okta@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar