"ADAP TERTAWA"
Dalam wasiatnya, Imam
Hasan Al-Banna menasihatkan hendaknya seorang Muslim tidak larut
dalam tawa. Hati yang tenang dan hidup dengan iman akan selalu ingat akan
keagungan Allah SWT, dipenuhi oleh rasa takut serta selalu berharap
kepada-Nya.
Banyak ayat Alquran
yang menyebutkan tentang tertawa. Tertawa mengejek termasuk akhlak orang
kafir dan munafik. Mereka menertawakan orang yang sungguh-sungguh
beriman terhadap ayat-ayat yang telah diturunkan Allah SWT kepada para Nabi
dan Rasul-Nya.
''Sesungguhnya
sekelompok hamba-Ku mengatakan, 'Wahai Tuhan kami, kami telah beriman, maka
ampunilah kami dan kasihanilah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik yang mengasihi. Tetapi kalian menjadikan mereka ejekan,
sehingga menyebabkan kalian lupa mengingat-Ku, dan kalian dulu menertawakan
mereka. Hari ini aku ganjar mereka karena telah bersabar, sesungguhnya
merekalah orang-orang yang beruntung.'' (QS Al-Mukminun [23]: 109-111).
''Sesungguhnya para
pendosa itu, menertawakan orang-orang yang beriman. Dan bila mereka
melalui, mereka mengerlingkan mata (mengejek).'' (QS Al-Muthafiffin [83]:
29).
Alquran mengategorikan tertawa sebagai jarimah (kriminal) seperti
kisah Fir'aun dan kaumnya ketika datang kepada mereka utusan Allah
SWT. ''Ketika Nabi itu datang membawa ayat-ayat Kami, mereka
menertawakannya.'' (QS Az-Zukhruf [43]: 47).
Tidak ada perbedaan
pendapat di kalangan ulama tentang haramnya tertawa seperti yang
disebutkan di atas. Namun, tak semua tertawa itu dilarang dan tidak semuanya diperbolehkan.
Tertawa yang diperbolehkan adalah tertawa yang terlalu
sering dan melampaui batas.
Hal ini tergolong
menjadi permainan yang melenakan dari kesungguhan dalam berbagai hal.
Tertawa yang diperbolehkan adalah tertawa yang wajar dan tidak terbahak-bahak,
selama itu menjadi tuntutan dan hajat, karena itu merupakan reaksi
alamiah dan juga karakter manusia yang tidak mampu menahan atau
menolaknya. Contoh tertawa yang baik dalam hal ini adalah para Nabi dan Rasul
Allah SWT. Banyak riwayat yang menyatakan saat Nabi Muhammad SAW tertawa,
tapi tertawanya tidak melampaui batas atau hanya tersenyum saja. Senyum
Rasulullah SAW yang paling maksimal adalah
nampak gigi
gerahamnya.
Bahkan dulu Rasulullah
SAW adalah orang yang paling banyak senyum dan wajahnya berseri-seri.
Inilah perangai yang baik nan indah yang dipakai oleh orang-orang yang
muru'ah (punya harga diri) untuk menghiasi diri mereka.
Karena tertawa
berlebihan merupakan tingkah laku yang menyimpang dan melenyapkan kharisma
seorang Mukmin dan bisa menurunkan derajat dikalangan manusia.
Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Rasulullah SAW, bersabda:
''Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati dan menghilangkan kharisma seorang
Mukmin.''
Tidak ada komentar:
Posting Komentar