Jumat, 27 Juli 2012

Kekeliruan Umum Selama Ramadhan


 
Meski Ramadhan bulan adalah bulan ampunan, untuk menyambut bulan suci
Ramadhan yang kini `menyapa' kita, di bawah ini kami sarikan 16 
kekeliruan umum yang sering dialami umat Islam selama Ramadhan
 
Hanya orang yang tidak tahu dan enggan saja yang tidak segera bergegas
menyambut bulan suci ini dalam arti yang sebenarnya, lahir maupun
batin. "Berapa banyak orang yang berpuasa (tapi) tak memperoleh
apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga belaka". (HR. Ibnu
Majah & Nasa'i)
 
Namun, setiap kali usai kita menunaikan ibadah shiyam, nampaknya
terasa ada saja yang kurang sempurna dalam pelaksanaannya, semoga
poin-poin kesalahan yang acap kali masih terulang dan menghinggapi
sebagian besar umat ini dapat memberi kita arahan dan panduan agar
puasa kita tahun ini, lebih paripurna dan bermakna.
 
 
1. Merasa sedih, malas, loyo dan tak bergairah menyambut bulan suci
Ramadhan
 Acapkali perasaan malas segera menyergap mereka yang enggan menahan
rasa payah dan penat selama berpuasa. Mereka berasumsi bahwa puasa
identik dengan istirahat, break dan aktifitas-aktifitas non-produktif
lainnya, sehingga ini berefek pada produktifitas kerja yang cenderung
menurun. Padahal puasa mendidik kita untuk mampu lebih survive dan
lebih memiliki daya tahan yang kuat. Sejarah mencatat bahwa
kemenangan-kemenangan besar dalam futuhaat (pembebasan wilayah yang
disertai dengan peperangan) yang dilancarkan oleh Rasul dan para
sahabat, terjadi di tengah bulan Ramadhan.
 Semoga ini menjadi motivator bagi kita semua, agar tidak bermental
loyo & malas dan tidak berlindung di balik kata "Aku sedang puasa".
 
2. Berpuasa tapi enggan melaksanakan shalat fardhu lima waktu
 Ini penyakit yang --diakui atau tidak-- menghinggapi sebagian umat
Islam, mereka mengira bahwa Ramadhan cukup dijalani dengan puasa
semata, tanpa mau repot mengiringinya dengan ibadah shalat fardhu.
Padahal shalat dan puasa termasuk rangkaian kumulatif (rangkaian yang
tak terpisah/satu paket) rukun Islam, sehingga konsekwensinya, bila
salah satunya dilalaikan, maka akan berakibat gugurnya predikat
"Muslim" dari dirinya.
 
3. Berlebih-lebihan dan boros dalam menyiapkan dan menyantap hidangan
berbuka serta sahur
 Ini biasanya menimpa sebagian umat yang tak kunjung dewasa dalam
menyikapi puasa Ramadhan, kendati telah berpuluh-puluh kali mereka
melakoni bulan puasa tetapi tetap saja paradigma mereka tentang ibadah
puasa tak kunjung berubah. Dalam benak mereka, saat berbuka adalah
saat "balas dendam" atas segala keterkekangan yang melilit mereka
sepanjang + 12 jam sebelumnya, tingkah mereka tak ubahnya anak berusia
8-10 tahun yang baru belajar puasa kemarin sore.
 
 4. Berpuasa tapi juga melakukan ma'siat
 Asal makna berpuasa bermakna menahan diri dari segala aktifitas, dalam
Islam, ibadah puasa membatasi kita bukan hanya dari aktifitas yang
diharamkan di luar Ramadhan, bahkan puasa Ramadhan juga membatasi kita
dari hal-hal yang halal di luar Ramadhan, seperti; Makan, minum,
berhubungan suami-istri di siang hari.
 Kesimpulannya, jika yang halal saja kita dibatasi, sudah barang tentu
hal yang haram, jelas lebih dilarang.
Sehingga dengan masa training selama sebulan ini akan mendidik kita
menahan pandangan liar kita, menahan lisan yang tak jarang lepas
kontrol, dsb.
 
"Barang siapa yang belum mampu meninggalkan perkataan dosa (dusta,
ghibah, namimah dll.) dan perbuatan dosa, maka Allah tak membutuhkan
puasanya (pahala puasanya tertolak).
 
5. Sibuk makan sahur sehingga melalaikan shalat shubuh, sibuk berbuka
sehingga melupakan shalat maghrib
Para pelaku poin ini biasanya derivasi dari pelaku poin 3, mengapa ?
Sebab cara pandang mereka terhadap puasa tak lebih dari ; "Agar badan
saya tetap fit dan kuat selama puasa, maka saya harus makan banyak,
minum banyak, tidur banyak sehingga saya tak loyo". Kecenderungan
terhadap hak-hak badan yang over (berlebihan).
 
6. Masih tidak merasa malu membuka aurat (khusus wanita muslimah)
Sebenarnya momen Ramadhan bila dijalani dengan segala kerendahan hati,
akan mampu menyingkap hijab ketinggian hati dan kesombongan sehingga
seorang Muslimah akan mampu menerima segala tuntunan dan tuntutan
agama ini dengan hati yang lapang. Menutup aurat, misalnya, akan lebih
mudah direalisasi ketimbang di bulan selain Ramadhan. Mari kita
hindari sifat-sifat nifaq yang pada akhir-akhir ini sangat diumbar dan
dianggap sah, Ramadhan serba tertutup, saat lepas Ramadhan, lepas pula
jilbabnya, inilah sebuah contoh pemahaman agama yang parsial
(setengah-setengah), tidak utuh.
 
7. Menghabiskan waktu siang hari puasa dengan tidur berlebihan
  Barangkali ini adalah akibat dari pemahaman yang kurang tepat dari
sebuah hadits Rasul yang berbunyi "Tidurnya orang yang berpuasa adalah
ibadah" Memang selintas prilaku tidur di siang hari adalah sah dengan
pedoman hadits diatas, namun tidur yang bagaimana yang dimaksud oleh
hadits diatas? Tentu bukan sekedar tidur yang ditujukan untuk sekedar
menghabiskan waktu, menunggu waktu ifthar (berbuka) atau sekedar
bermalas-malasan, sehingga tak heran bila sebagian -besar- umat ini
bermental loyo saat berpuasa Ramadhan.
 Lebih tepat bila hadits diatas difahami dengan; Aktifitas tidur
ditengah puasa yang berpahala ibadah adalah bila ;
 Tidur proporsional tersebut adalah akibat dari letih dan payahnya
fisik kita setelah beraktifitas; Mencari rezeki yang halal, beribadah
secara khusyu' dsb.
 Tidur proporsional tersebut diniatkan untuk persiapan qiyamullail
(menghidupkan saat malam hari dengan ibadah)
 Tidur itu diniatkan untuk menghindari aktifitas yang –bila tidak
tidur- dikhawatirkan akan melanggar rambu-rambu ibadah Ramadhan,
semisal ghibah (menggunjing), menonton acara-acara yang tidak
bermanfaat, jalan-jalan untuk cuci mata dsb.
 
Pemahaman hadits diatas nyaris sama dengan pemahaman hadits yang
menyatakan bahwa bau mulut orang yang berpuasa lebih harum daripada
minyak misk (wangi) disisi Allah, bila difahami selintas maka akan
menghasilkan pengamalan hadits yang tidak proporsional, seseorang akan
meninggalkan aktifitas gosok gigi dan kebersihan mulutnya sepanjang 29
hari karena ingin tercium bau wangi dari mulutnya, faktanya bau mulut
orang yang berpuasa tetap saja akan tercium kurang sedap karena
faktor-faktor alamiyah, adapun bau harum tersebut adalah benar adanya
secara maknawi tetapi bukan secara lahiriyah, secara fiqh pun,
bersiwak atau gosok gigi saat puasa adalah mubah (diperbolehkan)
 
 8. Meninggalkan shalat tarwih tanpa udzur/halangan
 Benar bahwa shalat tarawih adalah sunnah tetapi bila dikaji secara
lebih seksama niscaya kita akan dapatkan bahwa berpuasa Ramadhan minus
shalat tarawih adalah suatu hal yang disayangkan, mengingat amalan
sunnah di bulan ini diganjar sama dengan amalan wajib.
 
 9.  Masih sering meninggalkan shalat fardhu 5 waktu secara berjama'ah
tanpa udzur/halangan ( terutama untuk laki-laki muslim )
 Hukum shalat fardhu secara berjama'ah di masjid di kalangan para
fuqaha' adalah fardhu kifayah, bahkan ada yang berpendapat bahwa
hukumnya adalah fardhu `ain, berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang
mengisahkan bahwa beliau rasanya ingin membakar rumah kaum Muslimin
yang tidak shalat berjama'ah di masjid, sebagai sebuah ungkapan atas
kekecewaan beliau yang dalam atas kengganan umatnya pergi ke masjid.
 
 10. Bersemangat dan sibuk beribadah sunnah selama Ramadhan tetapi
setelah Ramadhan berlalu, shalat fardhu lima waktu masih tetap saja
dilalaikan
 
Ini pun contoh dari orang yang tertipu dengan Ramadhan, hanya sedikit
lebih berat dibanding poin-poin diatas. Karena mereka Hanya beribadah
di bulan Ramadhan, itupun yang sunnah-sunnah saja, semisal shalat
tarawih, dan setelah Ramadhan berlalu, berlalu pula ibadah shalat
fardhunya.
 
 11. Semakin jarang membaca Al Qur'an dan maknanya
12. Semakin jarang bershadaqah
13. Tidak termotivasi untuk banyak berbuat kebajikan
 
14. Tidak memiliki keinginan di hatinya untuk memburu malam Lailatul Qadar
Poin nomor 8, 10, 11, 12 dan 13 secara umum, adalah indikasi-indikasi
kecilnya ilmu, minat dan apresiasi yang dimiliki oleh seseorang
terhadap bulan Ramadhan, karena semakin besar perhatian dan apresiasi
seseorang kepada Ramadhan, maka sebesar itu pula ibadah yang
dijalankannya selama Ramadhan.
 
15. Biaya belanja & pengeluaran ( konsumtif ) selama bulan Ramadhan
lebih besar & lebih tinggi daripada pengeluaran di luar bulan Ramadan
(kecuali bila biaya pengeluaran itu untuk shadaqah)
 
16. Lebih menyibukkan diri dengan belanja baju baru, camilan &
masak-memasak untuk keperluan hari raya pada 10 hari terakhir bulan
Ramadhan
 
17. Lebih sibuk memikirkan persiapan hari raya daripada amalan puasa
 
Mereka lebih sibuk apa yang dipakai di hari raya dibanding memikirkan
apakah puasanya pada tahun ini diterima oleh Allah Ta'aala atau tidak
Orang-orang yang biasanya mengalami poin-poin nomor 14, 15 dan 16
adalah orang-orang yang tertipu oleh "fatamorgana Ramadhan", betapa
tidak ? Pada hari-hari puncak Ramadhan, mereka malah menyibukkan diri
mereka dan keluarganya dengan belanja ini-itu, substansi puasa yang
bermakna menahan diri, justru membongkar jati diri mereka yang
sebenarnya, pribadi-pribadi "produk Ramadhan" yang nampak begitu
konsumtif, memborong apa saja yang mereka mampu beli. Tak terasa
ratusan ribu hingga jutaan rupiah mengalir begitu saja, padahal di
luar Ramadhan, belum tentu mereka lakukan. Semoga sentilan yang
menyatakan bahwa orang Islam tidak konsisten dengan agamanya, karena
di bulan Ramadhan yang seharusnya bersemangat menahan diri dan
berbagi, ternyata malah memupuk semangat konsumerisme dan cenderung
boros, dapat menggugah kita dari "fatamorgana Ramadhan".
 
Semoga Allah menganugerahi kita dengan rahmat-Nya, sehingga mampu
menghindari kesalahan-kesalahan yang kerap kali menghinggapi mayoritas
umat ini, amin. Hanya dengan keikhlasan, perenungan dan napak tilas
Rasul, insya Allah kita mampu meng-up grade (naik kelas) puasa kita,
wallaahu a'lam bis shawaab. (Ahmad Rizal, Alumni STAIL, dan KMI
Gontor-Ponorogo/Hidayatullah)
 

Kamis, 22 Maret 2012

7 Kalimat Sabda Rasulullah S.A.W


7 Kalimat Sabda Rasulullah S.A.W
  
" Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi  Allah  dan  Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak busa/buih laut " 
 
1. Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap Astagfirullah jika lidah tersilap perkataan yang tidak
   patut
4. Mengucap Insya Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari     esok.
5 Mengucap La haula wala kuwwata illa billah jika menghadapi        sesuatu  tak disukai  dan tak diingini.
6. Mengucap inna lillahi wa inna ilaihi rajiun jika menghadapi dan
   menerima musibah.
7. Mengucap La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah sepanjang siang
   malam sehingga tak terpisah dari lidahnya dari tafsir hanafi,    mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa!

untuk temen-temen yang butuk artikel tentang pencerah dunia silahkan clik





Selasa, 20 Maret 2012


"ADAP TERTAWA"




Dalam wasiatnya, Imam Hasan Al-Banna menasihatkan hendaknya seorang Muslim tidak larut dalam tawa. Hati yang tenang dan hidup dengan iman akan selalu ingat akan keagungan Allah SWT, dipenuhi oleh rasa takut serta selalu berharap kepada-Nya.

Banyak ayat Alquran yang menyebutkan tentang tertawa. Tertawa mengejek termasuk akhlak orang kafir dan munafik. Mereka menertawakan orang yang sungguh-sungguh beriman terhadap ayat-ayat yang telah diturunkan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul-Nya.

''Sesungguhnya sekelompok hamba-Ku mengatakan, 'Wahai Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan kasihanilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik yang mengasihi. Tetapi kalian menjadikan mereka ejekan, sehingga menyebabkan kalian lupa mengingat-Ku, dan kalian dulu menertawakan mereka. Hari ini aku ganjar mereka karena telah bersabar, sesungguhnya merekalah orang-orang yang beruntung.'' (QS Al-Mukminun [23]: 109-111).

''Sesungguhnya para pendosa itu, menertawakan orang-orang yang beriman. Dan bila mereka melalui, mereka mengerlingkan mata (mengejek).'' (QS Al-Muthafiffin [83]: 29). 
Alquran mengategorikan tertawa sebagai jarimah (kriminal) seperti kisah Fir'aun dan kaumnya ketika datang kepada mereka utusan Allah SWT. ''Ketika Nabi itu datang membawa ayat-ayat Kami, mereka menertawakannya.'' (QS Az-Zukhruf [43]: 47).

Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang haramnya tertawa seperti yang disebutkan di atas. Namun, tak semua tertawa itu dilarang dan tidak semuanya diperbolehkan. Tertawa yang diperbolehkan adalah tertawa yang terlalu sering dan melampaui batas.

Hal ini tergolong menjadi permainan yang melenakan dari kesungguhan dalam berbagai hal. Tertawa yang diperbolehkan adalah tertawa yang wajar dan tidak terbahak-bahak, selama itu menjadi tuntutan dan hajat, karena itu merupakan reaksi alamiah dan juga karakter manusia yang tidak mampu menahan atau menolaknya. Contoh tertawa yang baik dalam hal ini adalah para Nabi dan Rasul Allah SWT. Banyak riwayat yang menyatakan saat Nabi Muhammad SAW tertawa, tapi tertawanya tidak melampaui batas atau hanya tersenyum saja. Senyum Rasulullah SAW yang paling maksimal adalah 
nampak gigi gerahamnya.

Bahkan dulu Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak senyum dan wajahnya berseri-seri. Inilah perangai yang baik nan indah yang dipakai oleh orang-orang yang muru'ah (punya harga diri) untuk menghiasi diri mereka.

Karena tertawa berlebihan merupakan tingkah laku yang menyimpang dan melenyapkan kharisma seorang Mukmin dan bisa menurunkan derajat dikalangan manusia. Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Rasulullah SAW, bersabda: ''Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati dan menghilangkan kharisma seorang Mukmin.''

Kamis, 26 Januari 2012


PUISI UNTUK IBU

ibu engkau lah inspirasi bagi ku ibu.
ibu aku sayang sama ibu.
ibu enkau lah yg telah melahirkan ku.
kau lah yg telah mengurus ku ibu.
ibu aku sayang sama ibu.
ibu ampunilah bila aku bersalahibu.
ibu aku bersujud di telapak kaki mu ibu.
ibu ibu ibu aku sayang sama ibu.
ibu aku sa yang sama ibu.
ibu jika aku punya dosa sama kamu ampunilah dosa...
                                                            by: raden jaka umbaran

Rabu, 25 Januari 2012


Hypnoteaching

OPINI | 18 November 2011 | 23:48 116 0 Nihil

Wah, dari kata-katanya kok masih janggal ya? Biar ngga janggal lebih baik kita baca dulu aja kali ya? Selanjutnya bisa kita membahsnya secara bersama-sama. OK?
Banyak orang bertanya-tanya, dengan berbagai versi namun sebenarnya satu tujuan. “Anak didik saya kok nggak ada kemajuan, padahal apa yang saya punya telah saya berikan”… Mungkin itu salah satu, salah dua, bahkan semua menyalahkan…ha..ha.. becanda… tapi disadari atau tidak, bahkan mungkin anda sendiri juga sering bertanya-tanya semacam itu.
Sebagai pengajar, kita baiknya memiliki strategi secara umum (standar umum dalam mengajar), dan saya yakin mayoritas dari kita sudah melaksanakannya. Akan tetapi, jangan sampai terabaikan bahwa mengajar itu adalah seni. Ya… betul sekali , guru itu juga seorang seniman, jadi guru juga hrus bisa menghasilkan sebuah karya yang berkualitas. Memang, bakat itu bawaan dan tidak bisa dipelajari karena yang bisa dipelajari adalah keterampilan. Bakat dalam mengajar sesungguhnya merupakan roh dari proses mengajar itu sendiri, orang yang bakat mengajar akan jauh lebih bisa adaptasi, luwes, selalu menggunakan hati, control emosi serta cerdas dalam menghadapi situasi bukan karena cerdas kognisi (walaupun kecerdasan menghadapi situasi dipengaruhi oleh kecerdasan kognisi) . Berbeda dengan orang yang terampil mengajar, karena keterampilannya itu bisa diperoleh dari pengalaman, rutinitas maupun kegiatan formal. Maka sebagai seniman sebaiknya kita bisa mensinergikan antara bakat dan keterampilan, sehingga apa yang kita hasilkan menjadi sesuatu yang berkualitas dan mengandung banyak nilai.
Jika kita mampu mensinergikan bakat dan keterampilan sesungguhnya menjadi hal yang luar biasa. Seorang pelukis akan menghasilkan sebuah karya yang berharga apabila dia mampu mengasah bakat melukisnya disertai penguasaan keterampilan menggunakan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam melukis… Hasilnya? Semua orang akan mengatakan… Sempurna, nilai yang tadinya subjektif akan jadi objektif karena semua orang akan terhipnotis karenanya. Samakah dengan guru?
Jika guru juga mampu mensinergikan bakat dan keterampilan layaknya pelukis, maka hasilnya pun akan fantastis…… Jika guru mau mengasah bakatnya dalam mengajar dan menggunakan keterampilan-keterampilan dalam mengajar (menguasai alat dan bahan mengajar), secara tidak langsung kecerdasan kognitifnya pun akan menjadi dampak pengiring. Guru akan mampu menghipnotis siswa, dengan terhipnotisnya siswa terhadap guru, maka pelaksanan pembelajarannya akan jauh lebih terkonrol dan maksud dari apa yang disampaikan guru akan mudah terjawab oleh siswa, siswa akan menikmati dan meresapi pembelajaran yang berlangsung. Jika dikaitkan dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa juga sangat menguntungkan, hypnoteaching berpengaruh terhadap kejujuran siswa dengan apa yang mereka kehendaki, apa yang mereka ingin ungkapkan. Hal terpenting dalam kegiatan ini bahwa hypno disini tidak bersifat diktator ataupun menjadikan guru seorang kompresor, tetapi guru hanya sebatas menjadi fasilitator, evaluator, administrator, motivator, dan reflector dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hasil belajarnya pun ahirnya seperti pertanyaan retoris (tidak membutuhkan jawaban, karena jawabannya hanya “iya”). Dari proses mengajar yang mampu menghipnotis inilah saya sebut Hipnoteaching..
Yuks, kita diskusikan lagi masalah ini… thks…. (aby_lya@yahoo.co.id)
Home Base : Jl.Sememi Baru I. Kav. A9/3 Surabaya 60198
Direct Access : 081 837 08 92 (phone/SMS)
Email : mediasugesti@yahoo.com
Yahoo Messenger ID : neo_okta@yahoo.co.id
Baik dan buruknya suatu Negara/Daerah 
dapat dilihat dari kondisi jalan

ketiaka jalan bayak lubang, menggambarkan Negara/daerah
Para pejabatnya banyak yang korup, tidak bisa di bedakan mana pejabat yang baik dan mana pjabat yang tidak baik.

ketika kondisi Jalan bergelombang, menandakan Negara/daerah
Para pejabat yang tidak bisa konsisten dan tidak bisa memegang prinsipnya sendiri senantiasa terombang ambing oleh kebijakannya sendiri.

Ketiaka konsidi Jalanan penun dengan retakan, menandakan Negara/daerah
Kondisi para pejabat yang tidak fokos memikirkan masyaraka, yang ada dalam pikiranya hanya bagai mana memperkaya diri sendiri dan kelompoknya.

RESEP HIDUP

Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukan

Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan kecepatan apapun itu.

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai. Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan

Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan yang terbaik.

Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu, tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus mengubah diri kita sendiri

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi orang tua yang masih melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan


Jaka Umbaran
                                          
Sebenarnya, Adipati Menakjingga tidak tahu apa kesalahannya, sehingga Ratu Kencana Ayu menyatakan Blambangan memberontak terhadap Majapahit Adipati Menakjingga hanya meminta janji Ratu Kencana Wungu untuk memberikan negeri Majapahit, dan Ratu Kencana Wungu juga menjadi pendampingi Jaka Umbaran menjadi istrinya. Sedangkan Kebo Marcuet pun telah terbunuh dan Blambanganpun jatuh ketangan Joko Umbaran.  Mengapa terjadi hal demikian, inilah kisahnya.

Tersebut Kisah Jaka Umbaran seorang pemuda tampan datang dari sebuah desa jauh dari Kutaraja Majapahit. Tergerak hatinya ketika Majapahit mengumumkan  seleksi pemilihan para jawara yaitu, siapa saja dalam pertandingan yang paling unggul diantara semua peserta akan diangkat menjadi senapati perang.

Dalam adu tanding,yang diadakan olh Ratu Ayu Kencanawungu Jaka Umbaran berhasil meraih kemenangan. Setelah terpilih menjadi perajurit pilihan, Jaka Umbaran dipanggil menghadap Sri Ratu. Melihat ketampanan pemuda yang bernama Jaka Umbaran, Sri Ratu tepesona. Jaka Umbaran diperintahkan untuk menumpas  pembrontakan Kebo Marcuet yang ingin merebut pemerintahan sah  Kerajaan Majapahit. Jaka  Umbaran dijanjikan akan menjadi Raja Majapahit dan Sri Ratu Ayu bersedia menjadi permaisurinya.

Sesampai di Kutaraja Blambangan,  kini Jaka Umbaran sudah bisa berhadap hadapan dengan Prabu Kebo Marcuet,Mereka mengadu kesaktian. Keduanya kelihatan sangat kuat. Namun ketika Prabu Kebo Marcuet mengeluarkan pusaka andalannya, berupa Gada Wesi Kuning, Jaka Umbaran terkena  pukulan Gada Wesi Kuning Prabu Kebo Marcuet, sehingga  jatuh tidak berdaya. Jaka Umbaran wajahnya hancur terkena pukulan Gada Wesi Kuning Prabu Kebo Marcuet.
Jaka  Umbaran diperkirakan telah mati, dan dilemparkan ke jalanan begitu saja. Joko Umbaran ditemukan oleh seseorang yang bernama Dayun. Dayun merasa kasihan. Jaka Umbaran walaupun kepalanya sudah pecah, masih bisa bicara. Akhirnya Jaka Umbaran dibawa ketempat pendeta sakti Ki Ajar Pamengger. Joko Umbaran dirawat oleh Ki Ajar Pamengger hingga sembuh. Namun wajah Joko Umbaran tidak tampan lagi. Wajahnya menakutkan,demikian juga suaranya telah berubah sama sekali.Sehingga semua orang yang semula mengenal Jaka Umbaran, tidak akan percaya dengan keadaan Joko Umbaran yang sekarang.

Dalam versi lain, Joko Umbaran waktu melawan Prabu Kebo Marcuet, terkena pukulan pusaka Gada Wesi Kuning dari Prabu Kebo Marcuet. Jaka Umbaran jatuh  pingsan. Karena Prabu Kebo Marcuet, takut Jaka Umbaran bangun lagi, dan nantinya menyerang Prabu Kebo Marcuet kembali, maka dengan pedang Sengkayana yang ia punyai, segera menebas leher Jaka Umbaran. Sedangkan tubuhnya dibuang begitu saja. kejalanan. Tubuh Joko Umbaran yang tanpa kepala itu masih bisa bernafas.

Tubuh Jaka Umbaran yang tanpa kepala, ditemukan oleh Dayun.  Oleh Dayun tubuh Jaka Umbaran dibawa kepertapaan Ki Ajar Pamengger. Oleh Ki Ajar Pamengger tubuh Jaka Umbaran masih bisa ditolong. Namun berhubung tubuh Jaka Umbaran  sudah tidak ada kepalanya, maka dengan terpaksa diganti dengan kepala seeekor binatang sebagai pengganti kepalanya yang hilang.

Ternyata setelah disambungkan, Jaka Umbaran hidup kembali tetapi dengan kepala seekor binatang. Bahkan ada versi lagi, sebenarnya Jaka Umbaran masih saudara kembar dari Damarwulan, yang berasal dari ari ari Damarwulan sendiri.

Setelah kekuatan Jaka Umbaran pulih kembali, Jaka Umbaran kembali ke Istana Blambangan, dan perkelahian Jaka Umbaran dengan Prabu Kebo Marcuet yang kedua kalinya.terjadilah. Sementara mereka berkelahi, Dayun berhasil menyusup ke kamar Kebo Marcuet. Ia segera mengambil pusaka Gada Besi Kuning dan Pedang Sengkayana. Kedua senjata itu diberikan kepada Jaka Umbaran. Akhirnya Prabu Kebo Marcuet mati ditangan Jaka Umbaran.

Setelah berhasil mengalahkan Prabu Kebo Marcuet, Jaka Umbaran menghadap Sri Ratu Ayu Kencana Wungu, melaporkan kalau Prabu Kebo Marcuet telah berhasil dikalahkan. Kemudian Jaka Umbaran melamar Sri Ratu Ayu untuk menjadi istrinya. Tetapi Sri Ratu tidak mau menerimanya, karena ia sudah tidak mengenal  lagi Jaka Umbaran.  Jaka Umbaran marah, dan kembali ke Blambangan dengan mengangkat dirinya menjadi raja Blambangan, dengan gelar Prabu Menakjingga.Sedangkan Patih Angkotbuto dan Patih Angkatbuto, para patih semasa Prabu kebo marcuet masih di pertahankan menjadi patih patihnya. demikian pula istri istri Prabu Kebo Marcuet pun di ambil menjadi isri istrinya.

Pengangkatan diri Jaka Umbaran menjadi Raja Blambangan tidak diakui oleh Prabu Sri Ratu Ayu Kencana Wungu. Ratu Ayu menganggap bahwa pengangkatan dirinya menjadi Raja Blambangan adalah perbuatan mbalela kepada Pemerintah syah Majapahit. Sri Ratu Ayu Kencana Wungu kemudian  mengutus Adipati Ranggalawe memimpin perang ke Blambangan, untuk menangkap Menakjingga. Ranggalawe adalah Adipati Tuban, Sekarang Pasukan Tuban sudah bersiap  untuk menyerang Blambangan. Namun sebelum berangkat perang, Adipati Ranggalawe  mendapat bisikan suara dewa, bahwa Adipati Ranggalawe sudah saatnya meninggal, maka dimintanya untuk bersiap  siap ke alam kelanggengan. Namun Adipati Ranggakawe minta tambah umur, sampai ia bisa bertemu dengan Menakjingga dan berkelahi dengan Menakjingga. Dewata menyetujui. Setelah sampai di Blambangan,terjadilah perang antara pasukan kadipaten Tuban dan Blambangan. Pasukan Blambangan terdesak mundur. Adipati Menakjingga tertangkap oleh Adipati Ranggalawe, Menakjingga menunduk ketakutan ketika melihat Adipati Ranggalawe sedang menghunus pusakanya, untuk menghukum Menakjingga. Sedangkan Menakjingga sendiri sudah tidak berkutik lagi.Tetapi dewata menentukan lain, dewata telah menjemput sukma Adipati Ranggalawe kembali ke alam kelanggengan. Menakjingga merasa heran, mengapa  begitu lama Adipati Ranggalawe menghunus pusakanya. Menakjingga akhirnya  mengerti  kalau  Adipati Ranggalawe yang dipanggilnya paman Ranggalawe, telah wafat, dengan posisi masih berdiri dengan gagahnya. Menakjingga menangisi kepergian paman Ranggalawe. Sebenarnya ia sudah merelakan dirinya dibunuh oleh paman Adipati Ranggalawe, daripada kecewa tidak bisa mempersunting Sri Ratu Ayu Kencana Wungu. Kematian Adipati Ranggalawe, merupakan pukulan hebat bagi Kerajaan Majapahit. Namun kegundahan  hati Sri Ratu Ayu Kencana Wungu akan berakhir, ketika ia mendapatkan prajurit andalan yang bernama Damarwulan, yang pernah dijumpai  didalam impiannya.***